Kamis, 19 Februari 2015

Teknik Lingkungan,Program Studi Biasa Dengan Prospek Kerja Luar Biasa

Sebelum kita membahas apa saja prospek kerja Teknik Lingkungan(TL),perkenankan saya memperkanalkan apa itu Teknik Lingkungan.
Teknik Lingkungan adalah sebuah program studi yang berusaha untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan pendekatan teknologi. Teknik Lingkungan dijabarkan sebagai pemikiran keteknikan dan keterampilan dalam memecahkan masalah pengendalian lingkungan yang menyangkut penyediaan air minum, sistem pembuangan dan pendaurulangan buangan cair, padat, dan gas; sistem drainase perkotaan dan desa serta sanitasi lingkungan; pengendalian pencemar dan pengelolaan kualitas air, tanah, dan udara; serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan.
Teknik lingkungan pada awalnya bernama ‘Teknik Penyehatan’, lalu berganti nama menjadi Teknik Lingkungan. Institusi yang pertama kali mengadakan jurusan teknik lingkungan di kampusnya adalah ITB. Makannya ITB disebut-sebut punya jurusan teknik lingkungan terbaik se-Indonesia. Tapi tidak hanya itu, ada juga STTL (Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan) di Jogja, adalah sekolah tinggi ilmu teknik lingkungan pertama di Indonesia. Lalu ada ITS, UNDIP, UI, Bakrie, Universitas Pasundan, UII Jogja, UPN Jogja, dan lain-lain. Ada juga Ilmu dan Teknologi Lingkungan di UNAIR, silabusnya tidak jauh berbeda dengan Teknik Lingkungan dan 60% kurikulumnya disesuaikan dengan silabus jurusan teknik lingkungan se-Indonesia. Namun jurusan ini berada di bawah departemen Biologi.
Jurusan Teknik Lingkungan sendiri kini berada di bawah Fakultas Teknik, di beberapa institusi jurusan ini diletakkan dibawah departemen Teknik Sipil dan Perencanaan, jadi jurusan teknik lingkungan memang berkaitan erat dengan jurusan teknik sipil (terutama dalam teknik peracangan fasilitas, seperti ilmu ukur tanah, perhitungan beban beton, mekanika fluida, dsb), dan jurusan teknik planologi (terutama dalam teknik perancangan fasilitas kota, seperti pengaturan tata letak fasilitas kota, peta administrasi daerah, data statistik dan kependudukan, peraturan perancangan fasilitas kota dari Kementrian PU, dsb). Kadang jurusan teknik lingkungan juga berkaitan dengan jurusan teknik kimia (dalam hal pengolahan limbah, seperti pengomposan, alat pengelolaan dan pengolahan sampah atau limbah)
Pada dasarnya, ilmu-ilmu yang dipelajari di jurusan teknik lingkungan sangat berkaitan erat dengan kesehatan. Singkatnya, di teknik lingkungan, mahasiswa akan belajar bagaimana caranya untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan lingkungan dengan pendekatan teknik. Jadi, ibaratnya ilmu-ilmu jurusan teknik lingkungan ini adalah ‘perisai’ bagi kesehatan masyarakat, sedangkan ilmu-ilmu jurusan kedokteran/keperawatan adalah ‘obat’ bagi kesehatan masyarakat. Serunya, hampir semua industri membutuhkan ilmu teknik lingkungan, apalagi sekarang peraturan perundang-undangan tentang lingkungan semakin diperketat. Bahkan institusi pemerintahan pun banyak membutuhkan lulusan teknik lingkungan. Nah, apa saja yang bakal dipelajari oleh mahasiswa teknik lingkungan? Berikut ini infonya,
1. Pencegahan Produksi Limbah
Limbah diproduksi dari kegiatan produksi, seperti sisa-sisa bahan bakar, sisa bahan baku, dan hasil produksi yang gagal. Di teknik lingkungan, dipelajari bagaimana caranya meminimisasi produksi limbah dan memaksimalkan kualitas produk. Caranya, mulai dari pembuatan chart atau diagram alir tentang kegiatan dan bahan apa saja yang digunakan dalam proses produksi, beserta jumlah dan dampaknya bagi proses produksi dan lingkungan. Dari diagram itu dianalisa aspek apa yang dapat dirubah agar produksi limbah berkurang. Bisa juga dengan menganalisis limbah apa saja yang masih bisa dijadikan bahan baku produksi, sehingga jumlah limbah berkurang.
2. Pengelolaan Limbah

Limbah yang dihasilkan, tidak bisa langsung dibuang begitu saja. Limbah harus dikelola dengan baik. Dikelola disini maksudnya, diletakkan di wadah yang sesuai (dengan karateristik bak yang aman dan tidak akan rusak dan merusak lingkungan bila dituangkan limbah ke dalamnya), peletakan wadah harus ditempat yang sesuai (maksudnya tidak akan mengganggu jalannya proses produksi), pengangkutan dan pengaliran limbah harus sesuai dan tepat (maksudnya dialirkan dengan media yang baik dan tidak mudah rusak jika kontak dengan limbah korosif), manajemen pengelolaan limbah harus baik (meliputi pada jam berapa limbah dikelola, berapa jumlah pekerja, dsb). Pengelolaan limbah hanya sebatas waktu dimana saat limbah selesai diproduksi sampai waktu dimana saat limbah harus diolah, dan waktu dimana saat limbah harus dibuang.
3. Proses Pengolahan Limbah

Sampah ada untuk dibuang.” Buat mahasiswa teknik lingkungan,itu adalah pemikiran yang sangat kuno. Sebelum dibuang, limbah atau sampah harus diolah terlebih dahulu. Terutama sampah dan limbah hasil produksi suatu industri. Kenapa diutamakan dari industri? Umumnya limbah industri lebih berbahaya daripada limbah domestik (rumahan) yang umumnya hanya sampah sisa sayur, bungkus makanan, dan kotoran manusia. Limbah industri berbahaya karena kandungannya yang memiliki nilai resiko tinggi apabila dibuang langsung ke lingkungan. Misalnya, limbah dari industri pembuatan batu baterai mengandung bahan kimia beracun (asam sulfat), kalau dibuang langsung ke sungai dampaknya bisa membahayakan komposisi didalamnya, seperti kualitas air. Apabila airnya digunakan sebagai sumber irigasi, bisa membahayakan kualitas tanaman dan tanah yang terkena aliran air tersebut. Seperti pada kasus Minamata di Jepang, karena air sungai yang terkontaminasi Raksa. Coba saja di googling.
Di bagian ini, mahasiswa akan belajar banyaaaak sekali alat-alat yang biasa digunakan oleh industri baik dalam maupun luar negeri untuk mengolah limbah sesuai dengan karateristik limbah yang dihasilkan. Tidak hanya itu, kita juga akan belajar bagaimana mendesain alat dan unit pengolahan limbah tersebut, untuk menghasilkan limbah yang aman dibuang ke sungai.
4. Mengolah Air
Air yang kita konsumsi sehari-hari dari kemasan botolan atau PDAM pasti telah melalui proses pengolahan yang paaaaanjang. Sumber air apa yang akan dipilih pun dipertimbangkan, mulai dari kandungan Fe, Mg, Mn, Ca, dsb di dalam air tersebut, kandungan oksigen terlarut, kandungan patogen didalamnya, kekeruhan air, kesadahan air, hingga kandungan garam dalam air. Semuanya diteliti hingga didapat angka-angka yang kongkrit. Umumnya sumber air yang dipilih adalah air tawar, seperti air sungai. Kenapa? Karena air tawar lebih mudah untuk diolah dan kadar garamnya sangat rendah.

Nah, setelah dipilih sumber air yang tepat, mulailah proses mendesain bangunan pengolahan air. Apa itu bangunan pengolahan air? Bagi teman-teman yang ingin bekerja di PDAM ilmu ini sangat penting lho. Bangunan pengolah air adalah sebuah bangunan dalam satu komplek, dimana terdapat unit dan alat untuk mengolah air dari air yang tidak layak minum, menjadi air yang layak minum, atau minimal dapat dikonsumsi untuk keperluan sehari-hari.
Ada banyak unit yang dipelajari, misalnya seperti unit penyaringan, koagulasi (pembubuhan aluminium sulfat untuk mengikat koloid atau partikel kecil), flokulasi (pengadukan air untuk mengoptimalkan pengikatan koloid), sedimentasi (pengendapan partikel koloid), filtrasi (penyaringan air dengan pasir dan kerikil), aerasi (penambahan oksigen ke dalam air dan pengurangan kandungan Fe), desinfeksi (pemberian desinfeksi untuk membunuh patogen).
Sebenarnya unit-unit ini juga ada beberapa di rumah sakit dan hotel. Namun unit yang ada dalam ukuran yang kecil dan portable karena kebutuhan airnya yang lebih sedikit dibandingkan PDAM yang harus mengolah air untuk dikonsumsi jutaan orang.
Setelah air bersih selesai diolah, air-air tersebut kemudian dialirkan sampai ke rumah warga. Nah, ini juga butuh ilmu khusus, namanya Sistem Penyediaan Air Minum. Berapa panjang pipa yang dibutuhkan, berapa jumlah belokan yang ada, berapa jumlah rumah yang butuh pelayanan, berapa debit air setiap harinya, berapa diameter pipa yang dibutuhkan, berapa jumlah sambungan pipa yang dibutuhkan, hingga berapa uang yang dikeluarkan, semua dihitung serinci-rincinga bahkan perlu dibuat skenario pengalirannya dengan software khusus.
5. Merancang TPA
Mahasiswa teknik lingkungan harus belajar untuk membuat TPA(Tempat Pembuangan Akhir).TPA harus memiliki karakteristik baik, benar, dan tidak membahayakan lingkungan. Banyak metode-metode khusus yang dipelajari dalam perancangan TPA. Misalnya, seperti di Amerika, sampah ditimbun dalam tanah yang telah dilapisi lapisanwaterproof, lalu tanah timbunan ditanami rumput atau tanaman lain hingga menjadi bukit. Bukit ini bisa menjadi sarana rekreasi edukatif. TPA semacam inilah yang sebenarnya diharapkan oleh pemerintah untuk diwujudkan.
Di TPA sendiri juga ada pengolahan dan pengelolaannya. Sampah-sampah yang telah dihasilkan dikelola, dipilah, dan dicacah. Setelah itu diolah dengan treatment khusus sesuai dengan karateristik sampah. Misalnya, sampah organik bisa diolah agar dihasilkan gas metana. Gas metana ini kemudian bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar atau bahan kompor gas. Bisa juga pengolahan sampah menjadi pupuk. Pupuk bisa dijual kembali ke masyarakat. Artinya, sampah tidak terus menumpuk tetapi juga bisa dimanfaatkan kembali.
Dalam perancangan TPA juga diperhitungkan lama waktu penguraian sampah. Jadi, desain pengelolaan dan pengolahannya juga diperhitungkan.
6. Merancang Sistem Plumbing
Sistem plumbing secara umum adalah sistem perpipaan. Dalam sistem itu meliputi reservoir (tandon air), pompa, pipa, water closeturinoir,lavatory (wastafel), faucet (kran air), showerfloor drain (saluran air buangan di kamar mandi), hingga septic tank. Utilitas semacam itu tidak sembarangan didesain loh. Perlu perhitungan dan perancangan yang baik, mulai dari berapa jumlah air yang dibutuhkan dalam suatu rumah atau gedung tersebut, berapa ukuran tandon yang dibutuhkan, berapa panjang dan diameter pipa yang dibutuhkan, berapa daya pompa, berapa banyak water closeturinoir, wastafel, faucet yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan, hingga berapa ukuran septic tank berdasarkan rentang waktu pengurasan dan kebutuhan.
Belajar sistem plumbing tidak hanya itu, dalam sistem ini juga dipelajari bagaimana mengalirkan air kotor yang berasal dari kamar mandi. Misalnya, air kotor yang mengalir dari water closet dan urinoir harus dialirkan ke septic tank karena buangannya berupablack water (air yang tidak bisa digunakan lagi), sedangkan air kotor yang mengalir dari floor drain harus dialirkan ke drainase (got) karena buangannya berupa grey water(ada kemungkinan bisa diolah dan digunakan lagi).
7. Merancang Sistem Drainase


Bahasa kerennya Drainase yaitu saluran air, atau biasan kita sebut ‘got’. Drainase dirancang untuk mengalirkan air hujan, jadi seharusnya memang tidak boleh membuang sampah ke drainase, akibatnya malah banjir. Padahal drainase dibuat untuk menghindari banjir dengan cara menjadi media atau wadah mengalirkan air hujan yang jatuh ke badan jalan atau permukaan tanah.
Perancangan drainase didasarkan besarnya curah hujan pada daerah tersebut, luas area yang dilayani, dan tata guna lahan area tersebut. jadi, sebenarnya ukuran, panjang, dan dimensi drainase tidak dirancang sembarang.
8. Hukum Lingkungan
Kata siapa pelajaran hukum cuma dipelajari oleh mahasiswa jurusan hukum? Mahasiswa teknik lingkungan juga belajar hukum, khususnya hukum lingkungan. Indonesia, melalui Departemen Lingkungan Hidup mengeluarkan undang-undang tentang lingkungan, batasan pembuangan limbah, dan standar baku mutu limbah yang bisa dibuang langsung ke lingkungan
9. Sistem Manajemen Keselaman, Kesehatan Kerja (SMK3)
Ini juga sebenarnya dipelajari di jurusan kesehatan masyarakat dan mahasiswa teknik lingkungan juga mempelajarinya. Makannya dalam dunia pekerjaan lulusan teknik lingkungan seringkali masuk ke bagian HSE (Health, Safety, and Environment). SMK3 adalah sistem yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam kerja dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan. Karena tahu tidak, dampaknya bila seorang pekerja mengalami kecelakaan dalam kerja akibat kelalaian dan kecerobohan, bukan hanya uang yang harus dikeluarkan si perusahaan untuk membiayai, namun juga dampak kekurangan tenaga kerja (apalagi kalau si korban memegang peran penting), kerusakan jaringan komunikasi antar tenaga kerja, terhambatnya waktu produksi, dan berbagai dampak jangka panjang lainnya yang merugikan pihak korban dan perusahaan.
Teman-teman pernah melihat pekerja kontraktor memakai topi lapangan dan sepatu lapangan? Nah itu adalah salah satu bagian dari prosedur SMK3. Lambang SMK3 sendiri adalah tanda “+” dan lambang gerigi berwarna hijau. Ada yang pernah melihat?
———————-
Itulah yang dipelajari ketika menjadi mahasiswa teknik lingkungan. Penjabaran diatas adalah gambaran umumnya saja. Sedangkan detail pelajaran apa saja yang dipelajari oleh mahasiswa teknik lingkungan, setiap universitas memiliki kurikulumnya masing-masing, namun pada dasarnya semuanya sama. Oh ya, di jurusan teknik lingkungan, tidak hanya pelajaran dasar Fisika dan Matematika saja yang berperan penting, namun juga Geografi, Kimia, Biologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Walau semuanya tidak dipejari secara mendetail.
Prospek Kerja
Prospek kerja lulusan teknik lingkungan? Sebenarnya lulusan teknik lingkungan sangat dibutuhkan di institusi pemerintahan, industri atau perusahaan manapun. Kini, setelah dikeluarkannya undang-undang baru dari pemerintah tentang AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan), hampir setiap industri (termasuk hotel dan rumah sakit) memiliki sistem pengelolaan dan pengolahan limbah. Nah, disinilah lulusan teknik lingkungan berperan. Sepengetahuan dan sepengalaman saya setelah Kerja Praktek (atau magang) di Pertamina lalu, lulusan teknik lingkungan cukup dibutuhkan dalam hal me-manajemen atau monitoring pengendalian pencemaran lingkungan. Setiap tahunnya perusahaan besar (seperti Pertamina misalnya) harus membuat laporan tentang pengendalian pencemaran dan kualitas lingkungan di sekitar kawasan pabriknya untuk Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Laporan tersebut enggak cuma sekedar laporan loh, karena laporan itu semacam pertanggungjawaban suatu perusahaan dalam kewajiban menjaga kualitas lingkungan disekitarnya. Disitulah lulusan Teknik Lingkungan berperan.
Contohnya, di berbagai industri, baik swasta maupun BUMN, biasanya lulusan teknik lingkungan akan di tempatkan di bagian HSE (Health, Safety, and Environment). Hampir semua industri besar, mulai dari petrokimia, pertambangan, minyak & gas, tekstil, otomotif, makanan & obat, memlilki bagian HSE. Misalnya kayak Pertamina, Krakatau Steel, Unilever, Total, Biofarma, dsb. Tidak hanya di industri, bahkan di beberapa institusi pemerintah pun seperti Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian ESDM, Kementrian Perindustrian, Kementrian Pekerjaan Umum, dsb membutuhkan lulusan teknik lingkungan, darimanapun perguruan tingginya. Intinya, jurusan teknik lingkungan memiliki prospek yang cukup besar dalam karir dan pekerjaan.
Jadi secara garis besar beberapa pekerjaan yang dituju oleh para sarjana teknik lingkungan antara lain:

1.     Konsultan Lingkungan
2.     Kementrian Lingkungan Hidup, Pejabat LH tingkat Provinsi dan Kabupaten
3.     Pertambangan
4.     Perminyakan
5.     Seluruh PT. yang eksploitasi energi
6.     Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
7.     Pembangunan TPS dan TPA
8.     Menggarap beberapa proyek2 penting, level nasional, provinsi, dan kabupaten
9.     Perusahaan konstruksi
10. Pengawas kondisi lignkungan air, udara, darat
11. Pembangunan bangunan air, seperti saluran irigasi, DAM, dan lainnya
12. Surveyor Developing
13. Ahli pakar Lingkungan di suatu perusahaan makanan, atau produk kebutuhan manusia
14. Dosen
15. Greenpreneurship
16. dan masih banyak lagi pekerjaan yang membutuhkan tenaga teknik lingkungan

Untuk perempuan, jangan takut dengan peluang prospek kerja. Karena di jurusan teknik lingkungan (entah mengapa) di berbagai perguruan tinggi kebanyakan adalah perempuan (dengan proporsi laki-laki banding perempuan 1/2 ) maka sudah pasti peluang kerja juga sangat terbuka lebar, baik pekerjaan di lapangan ataupun di ruangan.
Nah, kesimpulannya, salah besar apabila ada yang mengira bahwa jurusan teknik lingkungan lebih banyak mempelajari biologi. Pada kenyataannya, Fisika dan Matematika berperan 45% dari seluruh materi yang diajarkan. Namun, kreativitas tetap dituntut disini, bagaimana caranya mendesain suatu unit, alat atau sistem untuk karateristik daerah dan limbah tertentu agar tidak membahayakan lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas. Harapannya, lulusan teknik lingkungan dapat menciptakan keseimbangan antara produksi barang kebutuhan manusia yang bernilai optimal, dan limbah yang tidak akan mebahayakan lingkungan dan tidak mengancam keselamatan manusia. Mahasiswa teknik lingkungan belajar untuk memperhatikan sesuatu yang justru orang lain abaikan.Karena sesungguhnya apa yang terabaikan bisa jadi adalah hal yang patut untuk diperhatikan, seperti limbah.


Sumber referensi:
http://goodpriy.blogspot.com/2013/04/prospek-kerja-teknik-lingkungan-di.html
http://ghozifaiz.blogspot.com/2012/02/peluang-kerja-teknik-lingkungan.html
http://www.uwyo.edu


2 komentar:

  1. kakak, mau tanya. Di jurusan TL nanti, materi matematika sma yang masih kita pelajarin itu apa aja kak? Dimensi tiga masih dipelajarin tidak kak? Kalau fisikanya apa aja kak? Kelistrikan dipelajarin lagi gak kak? Terus gambar teknik itu kayak gimana kak? Kayak gambar perspektif gitu?
    Maaf ya kak, aku banyak nanya. Habis, kepo sih, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo materi matematikanya dimensi tiga sih ga di pelajari lagi,kalau fisikanya di awal semester materi pelajaran di SMA bakal d ulang lagi.Nama mata kuliahnya Fisika dasar 1 dan 2,biasanya mata kuliah itu ada d semester pertama dan kedua.
      Kalau gambar teknik, di teknik lingkungan biasanya digunakan untuk melakukan pendesainan beberapa jenis infrastruktur mulai dari sistem pengolahan air minum sampai air limbah.Gambarnya ya dalam bentuk tampak atas ataupun berbentuk potongan.

      Hapus