Sebelum kita membahas apa saja prospek kerja
Teknik Lingkungan(TL),perkenankan saya memperkanalkan apa itu Teknik
Lingkungan.
Teknik Lingkungan adalah sebuah program studi yang berusaha untuk
menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan pendekatan teknologi. Teknik
Lingkungan dijabarkan sebagai pemikiran keteknikan dan keterampilan dalam
memecahkan masalah pengendalian lingkungan yang menyangkut penyediaan air
minum, sistem pembuangan dan pendaurulangan buangan cair, padat, dan gas;
sistem drainase perkotaan dan desa serta sanitasi lingkungan; pengendalian
pencemar dan pengelolaan kualitas air, tanah, dan udara; serta pengendalian dan
pengelolaan dampak lingkungan.
Teknik lingkungan pada awalnya bernama ‘Teknik Penyehatan’, lalu berganti
nama menjadi Teknik Lingkungan. Institusi yang pertama kali mengadakan jurusan
teknik lingkungan di kampusnya adalah ITB. Makannya ITB disebut-sebut
punya jurusan teknik lingkungan terbaik se-Indonesia. Tapi tidak hanya itu, ada
juga STTL (Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan) di Jogja, adalah sekolah tinggi
ilmu teknik lingkungan pertama di Indonesia. Lalu ada ITS, UNDIP, UI, Bakrie,
Universitas Pasundan, UII Jogja, UPN Jogja, dan lain-lain. Ada juga Ilmu dan
Teknologi Lingkungan di UNAIR, silabusnya tidak jauh berbeda dengan Teknik
Lingkungan dan 60% kurikulumnya disesuaikan dengan silabus jurusan teknik
lingkungan se-Indonesia. Namun jurusan ini berada di bawah departemen Biologi.
Jurusan Teknik Lingkungan sendiri kini berada di bawah Fakultas Teknik, di
beberapa institusi jurusan ini diletakkan dibawah departemen Teknik Sipil dan
Perencanaan, jadi jurusan teknik lingkungan memang berkaitan erat dengan
jurusan teknik sipil (terutama dalam teknik peracangan fasilitas, seperti ilmu
ukur tanah, perhitungan beban beton, mekanika fluida, dsb), dan jurusan teknik
planologi (terutama dalam teknik perancangan fasilitas kota, seperti pengaturan
tata letak fasilitas kota, peta administrasi daerah, data statistik dan
kependudukan, peraturan perancangan fasilitas kota dari Kementrian PU, dsb).
Kadang jurusan teknik lingkungan juga berkaitan dengan jurusan teknik kimia
(dalam hal pengolahan limbah, seperti pengomposan, alat pengelolaan dan
pengolahan sampah atau limbah)
Pada dasarnya, ilmu-ilmu yang dipelajari di jurusan teknik lingkungan
sangat berkaitan erat dengan kesehatan. Singkatnya, di teknik lingkungan,
mahasiswa akan belajar bagaimana caranya untuk mencegah penyakit dan menjaga
kesehatan lingkungan dengan pendekatan teknik. Jadi, ibaratnya ilmu-ilmu
jurusan teknik lingkungan ini adalah ‘perisai’ bagi kesehatan masyarakat,
sedangkan ilmu-ilmu jurusan kedokteran/keperawatan adalah ‘obat’ bagi kesehatan
masyarakat. Serunya, hampir semua industri membutuhkan ilmu teknik lingkungan,
apalagi sekarang peraturan perundang-undangan tentang lingkungan semakin
diperketat. Bahkan institusi pemerintahan pun banyak membutuhkan lulusan teknik
lingkungan. Nah, apa saja yang bakal dipelajari oleh mahasiswa teknik
lingkungan? Berikut ini infonya,
1.
Pencegahan Produksi Limbah
Limbah diproduksi dari kegiatan produksi, seperti sisa-sisa bahan bakar,
sisa bahan baku, dan hasil produksi yang gagal. Di teknik lingkungan,
dipelajari bagaimana caranya meminimisasi produksi limbah dan memaksimalkan
kualitas produk. Caranya, mulai dari pembuatan chart atau diagram
alir tentang kegiatan dan bahan apa saja yang digunakan dalam proses produksi,
beserta jumlah dan dampaknya bagi proses produksi dan lingkungan. Dari diagram
itu dianalisa aspek apa yang dapat dirubah agar produksi limbah berkurang. Bisa
juga dengan menganalisis limbah apa saja yang masih bisa dijadikan bahan baku
produksi, sehingga jumlah limbah berkurang.
2.
Pengelolaan Limbah
Limbah yang dihasilkan, tidak bisa langsung
dibuang begitu saja. Limbah harus dikelola dengan baik. Dikelola disini
maksudnya, diletakkan di wadah yang sesuai (dengan karateristik bak yang aman
dan tidak akan rusak dan merusak lingkungan bila dituangkan limbah ke
dalamnya), peletakan wadah harus ditempat yang sesuai (maksudnya tidak akan
mengganggu jalannya proses produksi), pengangkutan dan pengaliran limbah harus
sesuai dan tepat (maksudnya dialirkan dengan media yang baik dan tidak mudah
rusak jika kontak dengan limbah korosif), manajemen pengelolaan limbah harus
baik (meliputi pada jam berapa limbah dikelola, berapa jumlah pekerja, dsb).
Pengelolaan limbah hanya sebatas waktu dimana saat limbah selesai diproduksi
sampai waktu dimana saat limbah harus diolah, dan waktu dimana saat limbah
harus dibuang.
3. Proses
Pengolahan Limbah
“Sampah
ada untuk dibuang.” Buat
mahasiswa teknik lingkungan,itu adalah pemikiran yang sangat kuno. Sebelum
dibuang, limbah atau sampah harus diolah terlebih dahulu. Terutama sampah dan
limbah hasil produksi suatu industri. Kenapa diutamakan dari industri? Umumnya
limbah industri lebih berbahaya daripada limbah domestik (rumahan) yang umumnya
hanya sampah sisa sayur, bungkus makanan, dan kotoran manusia. Limbah industri
berbahaya karena kandungannya yang memiliki nilai resiko tinggi apabila dibuang
langsung ke lingkungan. Misalnya, limbah dari industri pembuatan batu baterai
mengandung bahan kimia beracun (asam sulfat), kalau dibuang langsung ke sungai
dampaknya bisa membahayakan komposisi didalamnya, seperti kualitas air. Apabila
airnya digunakan sebagai sumber irigasi, bisa membahayakan kualitas tanaman dan
tanah yang terkena aliran air tersebut. Seperti pada kasus Minamata di Jepang,
karena air sungai yang terkontaminasi Raksa. Coba saja di googling.
Di bagian ini, mahasiswa akan belajar banyaaaak sekali
alat-alat yang biasa digunakan oleh industri baik dalam maupun luar negeri
untuk mengolah limbah sesuai dengan karateristik limbah yang dihasilkan. Tidak
hanya itu, kita juga akan belajar bagaimana mendesain alat dan unit pengolahan
limbah tersebut, untuk menghasilkan limbah yang aman dibuang ke sungai.
4. Mengolah
Air
Air yang kita konsumsi sehari-hari dari kemasan
botolan atau PDAM pasti telah melalui proses pengolahan yang paaaaanjang.
Sumber air apa yang akan dipilih pun dipertimbangkan, mulai dari kandungan Fe,
Mg, Mn, Ca, dsb di dalam air tersebut, kandungan oksigen terlarut, kandungan
patogen didalamnya, kekeruhan air, kesadahan air, hingga kandungan garam dalam
air. Semuanya diteliti hingga didapat angka-angka yang kongkrit. Umumnya sumber
air yang dipilih adalah air tawar, seperti air sungai. Kenapa? Karena air tawar
lebih mudah untuk diolah dan kadar garamnya sangat rendah.

Nah, setelah dipilih sumber air yang tepat, mulailah
proses mendesain bangunan pengolahan air. Apa itu bangunan pengolahan air?
Bagi teman-teman yang ingin bekerja di PDAM ilmu ini sangat penting lho.
Bangunan pengolah air adalah sebuah bangunan dalam satu komplek, dimana
terdapat unit dan alat untuk mengolah air dari air yang tidak layak minum,
menjadi air yang layak minum, atau minimal dapat dikonsumsi untuk keperluan
sehari-hari.
Ada banyak unit yang dipelajari, misalnya seperti unit
penyaringan, koagulasi (pembubuhan aluminium sulfat untuk mengikat koloid atau
partikel kecil), flokulasi (pengadukan air untuk mengoptimalkan pengikatan
koloid), sedimentasi (pengendapan partikel koloid), filtrasi (penyaringan air
dengan pasir dan kerikil), aerasi (penambahan oksigen ke dalam air dan
pengurangan kandungan Fe), desinfeksi (pemberian desinfeksi untuk membunuh
patogen).
Sebenarnya unit-unit ini juga ada beberapa di rumah
sakit dan hotel. Namun unit yang ada dalam ukuran yang kecil dan portable karena
kebutuhan airnya yang lebih sedikit dibandingkan PDAM yang harus mengolah air
untuk dikonsumsi jutaan orang.
Setelah air bersih selesai diolah, air-air tersebut
kemudian dialirkan sampai ke rumah warga. Nah, ini juga butuh ilmu khusus,
namanya Sistem Penyediaan Air Minum. Berapa panjang pipa yang dibutuhkan,
berapa jumlah belokan yang ada, berapa jumlah rumah yang butuh pelayanan,
berapa debit air setiap harinya, berapa diameter pipa yang dibutuhkan, berapa
jumlah sambungan pipa yang dibutuhkan, hingga berapa uang yang dikeluarkan,
semua dihitung serinci-rincinga bahkan perlu dibuat skenario pengalirannya
dengan software khusus.
5. Merancang
TPA
Mahasiswa teknik lingkungan harus belajar untuk
membuat TPA(Tempat Pembuangan Akhir).TPA harus memiliki karakteristik baik,
benar, dan tidak membahayakan lingkungan. Banyak metode-metode khusus yang
dipelajari dalam perancangan TPA. Misalnya, seperti di Amerika, sampah ditimbun
dalam tanah yang telah dilapisi lapisanwaterproof, lalu tanah
timbunan ditanami rumput atau tanaman lain hingga menjadi bukit. Bukit ini bisa
menjadi sarana rekreasi edukatif. TPA semacam inilah yang sebenarnya diharapkan
oleh pemerintah untuk diwujudkan.
Di TPA sendiri juga ada pengolahan dan pengelolaannya.
Sampah-sampah yang telah dihasilkan dikelola, dipilah, dan dicacah. Setelah itu
diolah dengan treatment khusus sesuai dengan karateristik
sampah. Misalnya, sampah organik bisa diolah agar dihasilkan gas metana. Gas
metana ini kemudian bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar atau bahan kompor
gas. Bisa juga pengolahan sampah menjadi pupuk. Pupuk bisa dijual kembali ke
masyarakat. Artinya, sampah tidak terus menumpuk tetapi juga bisa dimanfaatkan
kembali.
Dalam perancangan TPA juga diperhitungkan lama waktu
penguraian sampah. Jadi, desain pengelolaan dan pengolahannya juga
diperhitungkan.
6. Merancang
Sistem Plumbing
Sistem plumbing secara umum adalah sistem perpipaan.
Dalam sistem itu meliputi reservoir (tandon air), pompa,
pipa, water closet, urinoir,lavatory (wastafel), faucet (kran
air), shower, floor drain (saluran air buangan di
kamar mandi), hingga septic tank. Utilitas semacam itu tidak
sembarangan didesain loh. Perlu perhitungan dan perancangan yang baik, mulai
dari berapa jumlah air yang dibutuhkan dalam suatu rumah atau gedung tersebut,
berapa ukuran tandon yang dibutuhkan, berapa panjang dan diameter pipa yang
dibutuhkan, berapa daya pompa, berapa banyak water closet, urinoir,
wastafel, faucet yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan, hingga
berapa ukuran septic tank berdasarkan rentang waktu pengurasan
dan kebutuhan.
Belajar sistem plumbing tidak hanya itu, dalam sistem
ini juga dipelajari bagaimana mengalirkan air kotor yang berasal dari kamar
mandi. Misalnya, air kotor yang mengalir dari water closet dan urinoir harus
dialirkan ke septic tank karena buangannya berupablack
water (air yang tidak bisa digunakan lagi), sedangkan air kotor yang
mengalir dari floor drain harus dialirkan ke drainase (got)
karena buangannya berupa grey water(ada kemungkinan bisa diolah dan
digunakan lagi).
7. Merancang Sistem Drainase
Bahasa
kerennya Drainase yaitu saluran
air, atau biasan kita sebut ‘got’. Drainase dirancang untuk mengalirkan air
hujan, jadi seharusnya memang tidak boleh membuang sampah ke drainase,
akibatnya malah banjir. Padahal drainase dibuat untuk menghindari banjir dengan
cara menjadi media atau wadah mengalirkan air hujan yang jatuh ke badan jalan
atau permukaan tanah.
Perancangan drainase didasarkan besarnya curah hujan
pada daerah tersebut, luas area yang dilayani, dan tata guna lahan area
tersebut. jadi, sebenarnya ukuran, panjang, dan dimensi drainase tidak
dirancang sembarang.
8. Hukum Lingkungan
Kata siapa pelajaran hukum cuma dipelajari oleh
mahasiswa jurusan hukum? Mahasiswa teknik lingkungan juga belajar hukum,
khususnya hukum lingkungan. Indonesia, melalui Departemen Lingkungan Hidup
mengeluarkan undang-undang tentang lingkungan, batasan pembuangan limbah, dan
standar baku mutu limbah yang bisa dibuang langsung ke lingkungan
9. Sistem Manajemen Keselaman, Kesehatan Kerja (SMK3)
Ini juga sebenarnya dipelajari di jurusan kesehatan
masyarakat dan mahasiswa teknik lingkungan juga mempelajarinya. Makannya dalam
dunia pekerjaan lulusan teknik lingkungan seringkali masuk ke bagian HSE
(Health, Safety, and Environment). SMK3 adalah sistem yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dalam kerja dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan.
Karena tahu tidak, dampaknya bila seorang pekerja mengalami kecelakaan dalam
kerja akibat kelalaian dan kecerobohan, bukan hanya uang yang harus dikeluarkan
si perusahaan untuk membiayai, namun juga dampak kekurangan tenaga kerja
(apalagi kalau si korban memegang peran penting), kerusakan jaringan komunikasi
antar tenaga kerja, terhambatnya waktu produksi, dan berbagai dampak jangka
panjang lainnya yang merugikan pihak korban dan perusahaan.
Teman-teman pernah melihat pekerja kontraktor memakai
topi lapangan dan sepatu lapangan? Nah itu adalah salah satu bagian dari
prosedur SMK3. Lambang SMK3 sendiri adalah tanda “+” dan lambang gerigi
berwarna hijau. Ada yang pernah melihat?
———————-
Itulah yang dipelajari ketika menjadi mahasiswa teknik
lingkungan. Penjabaran diatas adalah gambaran umumnya saja. Sedangkan detail
pelajaran apa saja yang dipelajari oleh mahasiswa teknik lingkungan, setiap
universitas memiliki kurikulumnya masing-masing, namun pada dasarnya semuanya
sama. Oh ya, di jurusan teknik lingkungan, tidak hanya pelajaran dasar Fisika
dan Matematika saja yang berperan penting, namun juga Geografi, Kimia, Biologi,
Sosiologi, dan Ekonomi. Walau semuanya tidak dipejari secara mendetail.
Prospek Kerja
Prospek kerja lulusan teknik lingkungan? Sebenarnya
lulusan teknik lingkungan sangat dibutuhkan di institusi pemerintahan, industri
atau perusahaan manapun. Kini, setelah dikeluarkannya undang-undang baru dari
pemerintah tentang AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan), hampir setiap
industri (termasuk hotel dan rumah sakit) memiliki sistem pengelolaan dan
pengolahan limbah. Nah, disinilah lulusan teknik lingkungan berperan.
Sepengetahuan dan sepengalaman saya setelah Kerja Praktek (atau magang) di
Pertamina lalu, lulusan teknik lingkungan cukup dibutuhkan dalam hal
me-manajemen atau monitoring pengendalian pencemaran lingkungan. Setiap
tahunnya perusahaan besar (seperti Pertamina misalnya) harus membuat laporan
tentang pengendalian pencemaran dan kualitas lingkungan di sekitar kawasan
pabriknya untuk Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Laporan tersebut enggak
cuma sekedar laporan loh, karena laporan itu semacam pertanggungjawaban suatu
perusahaan dalam kewajiban menjaga kualitas lingkungan disekitarnya. Disitulah
lulusan Teknik Lingkungan berperan.
Contohnya, di berbagai industri, baik swasta maupun
BUMN, biasanya lulusan teknik lingkungan akan di tempatkan di bagian HSE
(Health, Safety, and Environment). Hampir semua industri besar, mulai dari
petrokimia, pertambangan, minyak & gas, tekstil, otomotif, makanan &
obat, memlilki bagian HSE. Misalnya kayak Pertamina, Krakatau Steel, Unilever,
Total, Biofarma, dsb. Tidak hanya di industri, bahkan di beberapa institusi
pemerintah pun seperti Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian ESDM, Kementrian
Perindustrian, Kementrian Pekerjaan Umum, dsb membutuhkan lulusan teknik
lingkungan, darimanapun perguruan tingginya. Intinya, jurusan teknik lingkungan
memiliki prospek yang cukup besar dalam karir dan pekerjaan.
Jadi secara garis besar beberapa
pekerjaan yang dituju oleh para sarjana teknik lingkungan antara lain:
1. Konsultan
Lingkungan
2. Kementrian
Lingkungan Hidup, Pejabat LH tingkat Provinsi dan Kabupaten
3. Pertambangan
4. Perminyakan
5. Seluruh
PT. yang eksploitasi energi
6. Pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
7. Pembangunan
TPS dan TPA
8. Menggarap
beberapa proyek2 penting, level nasional, provinsi, dan kabupaten
9. Perusahaan
konstruksi
10. Pengawas
kondisi lignkungan air, udara, darat
11. Pembangunan
bangunan air, seperti saluran irigasi, DAM, dan lainnya
12. Surveyor
Developing
13. Ahli
pakar Lingkungan di suatu perusahaan makanan, atau produk kebutuhan manusia
14. Dosen
15. Greenpreneurship
16. dan
masih banyak lagi pekerjaan yang membutuhkan tenaga teknik lingkungan
Untuk perempuan, jangan takut dengan peluang prospek
kerja. Karena di jurusan teknik lingkungan (entah mengapa) di berbagai
perguruan tinggi kebanyakan adalah perempuan (dengan proporsi laki-laki banding
perempuan 1/2 ) maka sudah pasti peluang kerja juga sangat terbuka lebar, baik
pekerjaan di lapangan ataupun di ruangan.
Nah, kesimpulannya, salah besar apabila ada yang
mengira bahwa jurusan teknik lingkungan lebih banyak mempelajari biologi. Pada
kenyataannya, Fisika dan Matematika berperan 45% dari seluruh materi yang
diajarkan. Namun, kreativitas tetap dituntut disini, bagaimana caranya
mendesain suatu unit, alat atau sistem untuk karateristik daerah dan limbah
tertentu agar tidak membahayakan lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai
sarana edukasi bagi masyarakat luas. Harapannya, lulusan teknik lingkungan
dapat menciptakan keseimbangan antara produksi barang kebutuhan manusia yang
bernilai optimal, dan limbah yang tidak akan mebahayakan lingkungan dan tidak
mengancam keselamatan manusia. Mahasiswa teknik lingkungan belajar
untuk memperhatikan sesuatu yang justru orang lain abaikan.Karena
sesungguhnya apa yang terabaikan bisa jadi adalah hal yang patut untuk
diperhatikan, seperti limbah.
Sumber referensi:
http://goodpriy.blogspot.com/2013/04/prospek-kerja-teknik-lingkungan-di.html
http://ghozifaiz.blogspot.com/2012/02/peluang-kerja-teknik-lingkungan.html